Langsung ke konten utama

Pasukan Bijak Sampah Blusukan! Wawancara Jakarta Osoji Club

 09.30 WIB, 31 Maret 2016,
Shibuya Cafe, Jakarta.


Pasukan Bijak Sampah dan Waste4change telah diberikan kesempatan untuk mewawancarai Jakarta Osoji Club bersama Bapak Tsuyoshi Ashida selaku founder Jakarta Osoji Club dan Kak Leny selaku relawan Jakarta Osoji Club. Pewawancara dari Pasukan Bijak Sampah yaitu Safira(saya) dan Reny, sedangkan dari Waste4change ada kak Chairul. Diskusi menarik mengenai pengalaman kegiatan Osoji Club, isu persampahan, manajemen persampahan di Jepang dan Indonesia, serta berbagai pengalaman dari relawan selama kegiatan osoji club.

 Jakarta Osoji Club merupakan komunitas peduli lingkungan khususnya persampahan dan tertarik dengan budaya Jepang dalam kebersihan lingkungannya sehingga mewujudkan keinginan tersebut untuk Indonesia. Jakarta Osoji Club atau disingkat JOC tersebut didirikan pada tahun 2012, visi yaitu menyadarkan masyarakat untuk membuang sampah pada tempatnya, mewujudkan jakarta menjadi kota bersih,rapih dan nyaman. misinya yaitu menghilangkan kebiasaan membuang sampah sembarangan, mengajak masyarakat untuk menciptakan lingkungan bersih dan tertata rapih. Jumlah anggota relawan sampai saat ini sekitar 300 orang dari berbagai daerah regional yang sudah tersebar dari Medan,Bandung,Jogja,Banyuwangi,Surabaya,Solo,dan Malang, Ketua komunitas Tsuyoshi Ashida yang keturunan Indonesia – Jepang, dan terdidik sejak kecil kedisiplinan budaya jepang dalam hal menjaga kebersihan lingkungan, sehingga membawa kebiasaan positif untuk negara Indonesia dengan cara membuat lingkungan bersih dan nyaman,serta menghapus kebiasaan buruk yaitu membuang sampah sembarangan. Kegiatan Osoji club yaitu memungut sampah di Stadion Gelora Bung Karno setiap 2minggu sekali, event festival jepang dengan cara mengedukasi pengunjung di acara dan pungut sampah, serta melakukan kampanye ‘’Malu Buang Sampah Sembarangan’ke sekolah dan event lainnya, untuk menjadi anggota hanya datang  disaat kegiatan berlangsung tanpa recruitmen kecuali disaat kegiatan event festival jepang untuk menjadi anggota harus di pilih anggota relawan terbaik yang komitmen untuk bekerja dari acara dimulai hingga selesai.
 Founder JOC yang biasa disapa Ashida-san, menceritakan asal mula adanya gerakan aksi memetik sampah jakarta osoji "Masalah lingkungan itu luas salah satunya adalah sampah, kita hanyalah manusia biasa sehingga salah satu untuk merubah perilaku yaitu memetik(memungut) sampah.  Apabila kita ingin menegur seseorang untuk lingkungan harus bersih pasti akan timbul perasaan sedikit kesal, maka lebih baik memperlihatkan sikap melalui aksi yaitu memetik sampah.itulah awal mula komunitas Osoji Club Jakarta dimulai."
beliaupun mengatakan keresahan dengan masalah kebersihan lingkungan Indonesia yang sangat jauh berbeda dengan kebersihan Jepang, dan berpikir dirumah masing-masing bersih sekali tetapi di tempat umum dan perkotaan khusus Jakarta ini kotor, keresahan ini membuat sang Founder berpikir lebih dengan opininya yang beliau rasakan dengan pengalamannya “saya heran tentang keadaan sampah berserakan di kota tetapi dirumah masing-masing bersih. Toh apa bedanya?ini kan kota milik bersama.mereka tidak peduli dengan sampahnya sendiri.menurut saya kita itu Mengandalkan petugas yang mengurusi sampah.kita itu memiliki sifat pride atau melihat diri ini lebih tinggi dibandingkan dengan orang lain. Ini sangat erat kaitannya dengan struktur masyarakat yang terbagi tiga golongan atas,sedang,bawah. golongan atas yaitu pendidikan tinggi,sedang bawah tetapi belum sama-sama sadar. Orang golongan atas ini mungkin merasa dirinya itu bukan seseorang yang mengurusi sampah.mereka menganggap yang mengurusi sampah itu orang bawah.lalu dirumahnya memakai pembantu yang membersihkan rumah.sehingga kebiasaan itu terbawa oleh masyarakat. Sedangkan orang yang dikota,orang yang mengurusi sampah itu orang-orang bawah. orang bawah kemungkinan pendidikan masih belum cukup jadi tidak mengerti sama sekali mengapa mereka(orang bawah)memungut sampah karena mereka disuruh,diperintah,digaji akhirnya memungut sampah. jadi, menurut saya mungkin Jakarta dan kota-kota besar keadaan seperti ini yang penuh dengan sampah yang berserakan karena latar belakang masyarakat seperti itu."jelasnya.
Ketika aksi pertama respon masyarakat terhadap sampah itu berbagai macam tanggapan,di antaranya yaitu pengalaman dari kak Leny, relawan Jakarta Osoji Club mengatakan ” selama kegiatan memetik sampah saya selalu mendengar tanggapan ”ngapain sih kok kerajinan banget, nanti juga kan ada yang bersihin  petugasnya kok" selalu ada kata seperti itu. jadi, itulah yang agak sulit mereka yang mengandalkan petugas kebersihan dan selama 4 tahun kami berkegiatan masih banyak respon seperti itu. dan kami selama kegiatan dianggap oleh masyarakat adalah petugas kebersihan. ada pengalaman lagi, jadi kita bawa kantong untuk bersih-bersih, tiba-tiba orang-orang bilang”mbak ini sampahnya titip ya", dan kami biasanya tidak terima karena kami bukan tempat sampah berjalan. maka lebih baik langsung buang sampah pada tempatnya. masyarakat masih menganggap kami petugas kebersihan yang ingin sampahnya dibawa oleh kami padahal ada tempat sampah didekat mereka.jadi masyarakat masih banyak yang mengandalkan petugas kebersihan makanya susah majunya kesadarannya masih kurang dan kebiasaannya mengandalkan petugas kebersihan."
Ashida-San menanggapi hal ini dengan kebiasaan yang dilakukan masyarakat terhadap sampahnya ”dari segi konsep kamu dan semua orang mengerti apa yang disampaikan tentang kebersihan lingkungan atau membuang sampah, tetapi disaat untuk menerapkan apa yang disampaikan mungkin susah. karena, tidak pernah dan jarangmelakukan hal seperti itu. jadi tidak bisa merubah kebiasaan praktis seperti itu dengan mudah. Tidak seperti membalikkan telapak tangan,karena butuh waktu. Makanya,kegiatan kita ini simple sekali. baru-baru ini kita disorot media massa,mereka beranggapan bahwa jakarta osoji club kita ini adalah komunitas yang memiliki ilmu pengetahuan yang canggih tentang lingkungan padahal tidak. kami hanyalah sekumpulan orang biasa yang 4 tahun kegiatan hanyalah memetik sampah. namanya kebiasaan itu melakukan berulang-ulang kali baru terbiasa"
Jakarta Osoji Club memiliki pengalaman belajar di Jepang selama seminggu mengenai budaya bersih-bersih Jepang. kegiatan di Jepang yaitu mengikuti sistem pembelajaran disekolah, rutinitas warga dan petik sampah di pinggir jalan. Relawan JOC mengikuti kegiatan sistem pembelajaran disekolah Jepang dari jam belajar pukul 08.00 hingga pulang sekolah pukul 16.00. hasil yang dilaksanakannya yaitu para relawan JOC beserta siswa-siswi melakukan makan siang di jam istirahat sekolah, mereka makan siang bersama-sama yang disediakan sekolah untuk kelas masing-masing. menjelang jam istirahat setiap staff/pegawai sekolah akan menaruh kereta makanan di depan kelas masing-masing dan saat jam istirahat dimulai para siswa akan membawa masuk kereta tersebut, membagikannya ke teman-teman yang lain dan makan bersama.setelah makan siang melanjutkan kegiatan lain,setelah jam pelajaran berakhir,setiap siswa melaksanakan kegiatan bersih-bersih setiap kelas masing-masing beserta fasilitas sekolah, setiap siswa terjadwalkan untuk osoji atau piket kebersihan selama 5 kali dalam seminggu secara bergiliran dan diberikan waktu 10-15 menit.
ashida-san menjelaskan"Latar belakang dari jepang tidak ada ya, budayanya simple disana bersih disini tidak bersih. Saya tidak mau daerah kita tinggal kotor . orang jepang yang membantu saya membersihkan kota saya,padahal bukan kota mereka disini yang sedang bertugas kerja tinggal disini,sepanjang mereka tinggal disini ini lkota mereka sebetulnya,indonesia bersih dan nyaman otomatis mereka senang.itulah kebiasaan. Saya ingin menghapus kebiasaan yang buruk. Kalau di jepang disekolah sd hingga sma mereka punya waktu bersih-bersih.setiap pulang sekolah mereka tidak langsung pulang tetapi mereka membersihkan kelas, koridor, ruang guru,wc halaman,semua mereka sendiri 10 menit tapi setiap hari jadi kebiasaan bagi diri mereka."


 ashida-san dan kak leny berbagi pengalaman selama kegiatan di di GBK dan Jepan.di Gbk pengalaman sampah terbanyak yaitu banyaknya  trashbag 50. diacara hari gomizero. nol sampah setahun sekali memperingati mei tgl 30. arti gome(sampah) go: lima me: tiga. Dijepang 30 mei adalah hari sampah. Tapi jatuh dihari biasa.
berikut perbedaan sistem manajemen sampah yang ada di jepang dan Indonesia. pengalaman tahun lalu relawan Jakarta Osoji Club makan malam bersama warga jepang, setelah makan malam para relawan mencuci piring,membereskan meja makan, dan memilah sampah rumah tangga. pemilahan sampah rumah tangga ada sampah kertas,sampah plastik,sampah kaleng,sisa makanan,pakaian bekas,sampah pecah belah(kaca,keramik),sampah elektronik,furniture. berikut pengalaman dari Ashida-san selama dj Jepang"jumlah sampah yang di hasikan djepang hampir sama dengan dijakarta,tapi disana masih bisa diatur begitu sampah banyak luarbiasa seperti batargebang,itu belum smua. Di seluruh indonesia. Dijepang tidak kelihatan, nah pertama karna kesadaran misalkan dirumah tangga,jadi pihak pemerintah memberikan satu peraturan kalender sampah disitu dijelaskan cara memilah. seperti hari senin sampah plastik. Sehingga ibu rumah tangga,jbu berbelanja disupermarket banyak sampah plastik semua diikumpulin.besok hari selasa kaleng-kalengan yang tertulis peraturan harus dipilah dan dibersihkan dahulu lalu dipenyokkan,dihancurkan dan dibuang,.rabu sampah mentah atau sisa-sisa makanan dipilah sampai beberapa macam tetapi masyarakat nurut,biasanya ibu-ibu melakukannya setiap malam hari.kemudian ditaruh di tempat pembuangan sampah sementara. Jadi ada pemukiman dan beberapa titik tpss ,lalu dibuang pada sesuai jadwal waktu ditentukan,misalkan pagi jam 08.10. ada aturan waktu. Jadi mereka taat waktu,kalau telat tidak diangkat. Apalagi sampah mentah/makanan apabila dibiarkan akan bau. Apabila tidak dibuang atau telat sampah tersebut ada alamat dan nama pemilik sehingga malu sampahnya tidak dibuang.mana ada di masyarakat indonesia mau seperti ini. Biasanya saya disaat berangkat kerja yang dibawa ada sampah yang dipilah ibu,dia yang pilah lalu saya yang bawa dekat stasiun. Tangan kiri sampah dan tangan kanan tas kerja. Jadi masing-masing punya peranan dirumah tangga seperti itu.pertama pihak pemerintah membuat peraturan harus ditata dengan baik,kemudian rumah tangga bahwa harus memilah sampah sesuai aturan. Kemudian mereka menampung di tpss balik lagi ke pemerintah.mereka harus adil dan sesuai waktu . Semua diambil ke pabrik sampah, jadi beberapa sampah yang bisa dibakar mereka bakar,plastik dibawa ke tempat pemungutan akhir. sampah tersebut membuat polusi ini tetap dibakar habis jadi bubuk,tetapi dibakar menggunakan mesin"


 jadi dari hasil diskusi ini, Jakarta Osoji Club ini sangat peduli terhadap sampah. JOC mengajarkan  kebiasaan peduli terhadap samphnya agar terbiasa dan disiplin serta bertanggung jawab terhadap sampahnya. sehingga menularkan virus untuk peduli akan lingkungan agar tetap bersih,rapih. menerapkan ke seluruh lapisan masyarakat. tekad dan niat yang kuat sehingga mampu mengajak dan menginspirasi masyarakat dari berbagai daerah untuk peduli lingkungan khususnya sampah. hal kecil yang dilakukan berulang-ulang akan semakin terbiasa untuk memungut sampah untuk dibuang ditempat sampah. ayo buanglah sampah pada tempatnya, dan terpilah! agar sampah ya terpilah organik dan non organik saja dapat dimanfaatkan kembali sehingga mampu meminimalisir sampah yang akan dibuang di tempat pembuangan sampah akhir. Terimakasih kepada Founder Jakarta Osoji club Tsuyoshi Ashida dan relawan kak Leny yang telah meluangkan waktunya dan berbagi pengalamannya bersama kami. kami sangat senang mendapatkan ilmu dan pengalamannya semoga bermanfaat dan terus sukses Jakarta Osoji Club! "Malu buang sampah sembarangan!"

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Jika Tidak dapat Berbicara Baik, Lebih Baik Diam.

"orang yang beriman kepada Allah dan hari kiamat, hendaknya : berkata yang baik . atau (jika tidak bisa) lebih baik diam "(HR.Bukhari) Sering sekali didapatkan dari lingkungan sosial kita seperti teman sekolah/kampus, rekan kerja, saudara pun yang  membicarakan kejelekan, aib, kekurangan, gosip, masalah, dari orang lain. bahkan, disaat sedang keadaan emosi/marah sering mendapatkan kata terucap yang tidak pantas seperti mengejek, berkata yang tidak sopan, bahkan menyinggung. sehingga dari perkataan itulah yang membuat kadang orang yang mendengarkan tersebut menjadi gelisah, membenci, sakit hati bahkan kepancing emosi. lingkungan sosial yang sering dihadapi seperti inilah yang membuat kita menjadi terpancing akan urusan duniawi yang merusak hati,perasaan,pikiran kita, dan menjerumus ke arah dosa. khususnya yang sering terjadi yaitu di kaum hawa. membudayakan  bergosip ke sesama tetangga, teman se geng nya, bahkan teman kantor atau keluarga sendiri.  ad

YOUTEX ASEAN STUDENT SUMMIT SEOUL, SOUTH KOREA 2016

Pengalaman  mengikuti  Asean Student Summit Youth Exchange Seoul, South Korea delegasi Muhammadiyah Prof.Dr.Hamka Jakarta sangatlah menarik dan luar biasa, Delegasi yang hadir di kegiatan ini dari se-Asean seperti manila, thailand, filiphine, malaysia, vietnam dan Indonesia. Delegasi yang mengikuti YOUTEX ini dari beberapa tingkat sekolah seperti Mahasiswa S1 dan S2. Semangat belajar pelajar ASEAN dalam kewirausahaan, kepemimpinan, kebudayaan  yang terseleksi hingga terkumpulah dalam kegiatan YOUTEX sangat antusias dalam mengikuti kegiatan ini.   Kegiatan ini diselenggarakan oleh Indonesia Global Network, bertujuan untuk meningkatkan kemampuan pemuda seluruh ASEAN dalam sumber daya manusia yang berkompeten agar mampu bersaing di MEA atau Masyarakat Ekonomi Asean. MEA yang memiliki pola mengintegrasikan ekonomi ASEAN dengan cara membentuk sistem perdagangan bebas atau free trade antara negara-negara anggota ASEAN. Harapan pemuda dari ASEAN ini mampu memiliki satu wira

Pasukan Bijak Sampah Blusukan! Bank Sampah Selaras Hijau Mandiri

Tgl 14 mei 2016, pukul 10.15 WIB Waste4change dan pasukan bijak sampah melaksanakan blusukan #3 yaitu observasi dan wawancara mendalam seputar   Bank sampah yang ada di daerah DKI Jakarta. Blusukan kali ini terbagi menjadi 4 kelompok, salah satu dari kelompok tersebut mengunjungi Bank Sampah Hijau selaras mandiri. Pewawancara dari waste4change ada kak Martin dan dari Komunitas Pasukan Bijak Sampah ada kak Dina, Galih, Safira yang akan mewawancarai ibu Esti Sumarwati selaku manajemen serta para nasabah dari Bank Sampah Hijau Selaras Mandiri.             Bank sampah hijau selaras mandiri Didirikan pada 1 juni tahun 2013 berdirilah bangunan Bank Sampah Hijau Selaras Mandiri disingkat HSM dan diresmikan oleh Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Bpk. DR.H. DAHLAN ISKAN tanggal 10 November 2013 , alamat lengkap di jl. Kompleks angkasa pura,RT/RW 14/06   kelurahan kebon kosong, kecamatan kemayoran, Jakarta Pusat. Bank Sampah Selaras Hijau Mandiri beroperasi setiap hari seni